Hukum tajwid surat Al Bayyinah ayat 1-8 lengkap dengan tafsirnya

Assalaamu'alaikum, pada kesempatan yang penuh barokah ini akan diuraikan analisa hukum tajwid surat Al Bayyinah ayat 1-8 lengkap beserta tafsirnya.

Tajwidaily | Surah Al-Bayyinah (bahasa Arab:البينة, "Pembuktian") adalah surah ke-98 dalam Al-Qur an. Surah ini terdiri atas 8 ayat, termasuk golongan surat-surat Madaniyah, diturunkan sesudah surah At-Talaq. Dinamai Al-Bayyinah (Pembuktian) diambil dari perkataan Al-Bayyinah yang terdapat pada ayat pertama surat ini.

Pembahasan ini dipublikasikan bertujuan untuk membantu umat Islam memahami hukum tajwid secara benar dengan mudah sebab kami analisa hukum tajwidnya per kata.

Adapun prakteknya, setiap muslim dianjurkan untuk tetap belajar kepada seorang guru secara langsung.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita dianjurkan istiqamah membaca Al-Quran karena ini adalah ibadah yang berpahala.

Tajwid surat Al Bayyinah ayat 1-8

Sebelum mempelajari hukum tajwid Al-Bayyinah ayat 1-8 mari kita baca teks arab, latin serta terjemahannya dibawah ini.

Bacaan surat Al Bayyinah dan artinya

اَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحمٰنِ الرَّحِيْمِ

لَمْ يَكُنِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ وَا لْمُشْرِكِيْنَ مُنْفَكِّيْنَ حَتّٰى تَأْتِيَهُمُ الْبَيِّنَةُ

lam yakunillaziina kafaruu min ahlil-kitaabi wal-musyrikiina mungfakkiina hattaa ta-tiyahumul-bayyinah

"Orang-orang yang kafir dari golongan Ahli Kitab dan orang-orang musyrik tidak akan meninggalkan (agama mereka) sampai datang kepada mereka bukti yang nyata," (QS. Al-Bayyinah 98: Ayat 1).

رَسُوْلٌ مِّنَ اللّٰهِ يَتْلُوْا صُحُفًا مُّطَهَّرَةً

rosuulum minallohi yatluu shuhufam muthohharoh

"(yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang suci (Al-Qur'an)," (QS. Al-Bayyinah 98: Ayat 2).

فِيْهَا كُتُبٌ قَيِّمَةٌ

fiihaa kutubung qoyyimah

"di dalamnya terdapat (isi) kitab-kitab yang lurus (benar)." (QS. Al-Bayyinah 98: Ayat 3).

وَمَا تَفَرَّقَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَآءَتْهُمُ الْبَيِّنَةُ

wa maa tafarroqollaziina uutul-kitaaba illaa mim ba'di maa jaaa-at-humul-bayyinah

"Dan tidaklah terpecah-belah orang-orang Ahli Kitab melainkan setelah datang kepada mereka bukti yang nyata." (QS. Al-Bayyinah 98: Ayat 4).

وَمَاۤ اُمِرُوْۤا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَـهُ الدِّيْنَ ۙ حُنَفَآءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِ

wa maaa umiruuu illaa liya'budulloha mukhlishiina lahud-diina hunafaaa-a wa yuqiimush-sholaata wa yu-tuz-zakaata wa zaalika diinul-qoyyimah

"Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah, dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan sholat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar)." (QS. Al-Bayyinah 98: Ayat 5).

اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ وَ الْمُشْرِكِيْنَ فِيْ نَا رِ جَهَنَّمَ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا ۗ اُولٰٓئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ

innallaziina kafaruu min ahlil-kitaabi wal-musyrikiina fii naari jahannama khoolidiina fiihaa, ulaaa-ika hum syarrul-bariyyah

"Sungguh, orang-orang yang kafir dari golongan Ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke Neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Mereka itu adalah sejahat-jahat makhluk." (QS. Al-Bayyinah 98: Ayat 6).

اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ ۙ اُولٰٓئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ

innallaziina aamanuu wa 'amilush-shoolihaati ulaaa-ika hum khoirul-bariyyah

"Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk." (QS. Al-Bayyinah 98: Ayat 7).

جَزَآ ؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنّٰتُ عَدْنٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَ نْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۤ اَبَدًا ۗ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُ ۗ ذٰلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهٗ

jazaaa-uhum 'ingda robbihim jannaatu 'adning tajrii ming tahtihal-an-haaru khoolidiina fiihaaa abadaa, rodhiyallohu 'an-hum wa rodhuu 'an-h, zaalika liman khosyiya robbah

"Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah Surga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya." (QS. Al-Bayyinah 98: Ayat 8).

Tajwid surat Al Bayyinah ayat 1
Tajwid surat Al Bayyinah ayat 1

Tajwid surat Al-Bayyinah ayat 1

Mad thabi'i

لَمْ يَكُنِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا

Tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Idzhar syafawi, sebab Mim sukun menghadapi huruf Ya. Cara membaca idzhar syafawi yaitu huruf mim sukun dibaca dengan jelas (tidak dengung).
  2. Mad thabi'i (mad ashli), sebab huruf ya mati setelah kasrah dan wawu mati setelah dlommah. Panjangnya adalah 1 alif (dua harakat).

Idzhar halqi

مِنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Idzhar halqi, sebab nun mati menghadapi huruf Hamzah.
  2. Alif lam qomariyah, sebab alif lam menghadapi huruf Kaf, cirinya ada tanda sukun.
  3. Mad ashli (mad thabi'i), sebab fathah berdiri diatas huruf Ta.

Alif lam qomariyah

وَا لْمُشْرِكِيْنَ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Alif lam qomariyah, sebab alif lam menghadapi huruf Mim.
  2. Mad thabi'i (mad ashli), sebab huruf ya mati setelah kasrah.

Ikhfa ausath

مُنْفَكِّيْنَ حَتّٰى

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Ikhfa Ausath (pertengahan), sebab Nun sukun menghadapi huruf Fa. Cara membacanya adalah bacaan ikhfa dan ghunnahnya sama atau sedang.
  2. Mad thabi'i (mad ashli), sebab huruf ya mati setelah kasrah dan fathah berdiri diatas huruf Ta.
تَأْتِيَهُمُ الْبَيِّنَةُ

Tajwid pada kata diatas adalah Alif lam qomariyah, sebab alif lam menghadapi huruf Ba.

Tajwid surat Al-Bayyinah ayat 2

Idgham bighunnah

رَسُوْلٌ مِّنَ اللّٰهِ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Huruf Ra dibaca tafkhim (tebal), sebab berharakat fathah.
  2. Mad thabi'i (mad ashli), sebab huruf wawu mati setelah dlommah.
  3. Idgham bighunnah (idgham ma'al ghunnah), sebab tanwin dlommah menghadapi huruf Mim, lalu bacaannya didengungkan.
  4. Tafkhim (tebal), sebab Lam Jalalah didahului oleh fathah lalu dibaca dengan panjang 1 alif.

Hames

يَتْلُوْا

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Hames, sebab huruf Ta disukun, cara membacanya yaitu mengeluarkan aliran udara dari mulut ketika membaca huruf Ta disukun tersebut.
  2. Mad thabi'i (mad ashli), sebab huruf wawu mati setelah dlommah.
صُحُفًا مُّطَهَّرَةً

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Idgham bighunnah (idgham ma'al ghunnah), sebab tanwin fathah menghadapi huruf Mim, lalu bacaannya didengungkan.
  2. Huruf Ra dibaca tafkhim (tebal), sebab berharakat fathah.
Tajwid surat Al Bayyinah ayat 2-3
Tajwid surat Al Bayyinah ayat 2-3

Tajwid surat Al-Bayyinah ayat 3

فِيْهَا

Tajwid pada kata diatas adalah Mad thabi'i (mad ashli), sebab huruf ya mati setelah kasrah dan alif mati setelah fathah.

Ikhfa ab'ad

كُتُبٌ قَيِّمَةٌ

Ikhfa Ab'ad (paling jauh), sebab Tanwin Dlommah menghadapi huruf Qaf. Cara membaca Ikhfa Ab'ad yaitu huruf nun sukun atau tanwin apabila menghadapi huruf Kaf atau Qaf, menghasilkan bunyi "NG". Pada waktu mengucapkan Ikhfa Ab'ad, bacaan Ikhfa'nya lebih lama dari Ghunnahnya.

Tajwid surat Al Bayyinah ayat 4
Tajwid surat Al Bayyinah ayat 4

Tajwid surat Al-Bayyinah ayat 4

وَمَا تَفَرَّقَ الَّذِيْنَ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Mad thabi'i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah dan ya mati setelah kasrah.
  2. Huruf Ra dibaca tafkhim (tebal), sebab berharakat fathah.

Mad badal

اُوْتُوا الْكِتٰبَ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Mad badal, sebab berkumpulnya Hamzah dengan huruf mad dalam satu kata (Wawu mati setelah dlommah), panjangnya yaitu 1 alif.
  2. Alif lam qomariyah, sebab alif lam menghadapi huruf Kaf.
  3. Mad ashli (mad thabi'i), sebab fathah berdiri diatas huruf Ta.

Iqlab di surat Al Bayyinah

اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Mad thabi'i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah.
  2. Iqlab, sebab nun mati menghadapi huruf Ba. Tandanya ada mim kecil, cara membaca Iqlab yaitu bunyi nun mati atau tanwin diganti menjadi mim lalu bacaannya didengungkan.

Mad wajib muttasil

مَا جَآءَتْهُمُ الْبَيِّنَةُ

Tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Mad thabi'i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah.
  2. Mad wajib muttashil, sebab mad thabi'i (Alif mati setelah fathah) menghadapi huruf hamzah dalam 1 kata. Panjang mad wajib muttashil adalah 5 harakat (dua alif setengah).
  3. Hames, sebab huruf Ta disukun.
  4. Alif lam qomariyah, sebab alif lam menghadapi huruf Ba.
Tajwid surat Al Bayyinah ayat 5
Tajwid surat Al Bayyinah ayat 5

Tajwid surat Al-Bayyinah ayat 5

Mad jaiz munfasil

وَمَاۤ اُمِرُوْۤا اِلَّا

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Mad jaiz munfashil, sebab mad ashli (mad thabi'i), yaitu huruf Alif mati setelah fathah dan wawu mati setelah dlommah menghadapi huruf hamzah pada lain kata. Panjangnya antara 2-5 harakat.
  2. Mad thabi'i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah.

Tafkhim Lam Jalalah

لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ

Tajwid pada kata diatas adalah Tafkhim (tebal), sebab Lam Jalalah didahului oleh dlommah lalu dibaca dengan panjang 1 alif.

مُخْلِصِيْنَ

Tajwid pada kata diatas adalah Mad thabi'i (mad ashli), sebab huruf ya mati setelah kasrah.

Alif lam syamsiyah

لَـهُ الدِّيْنَ ۙ 

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Alif lam syamsiyah, sebab alif lam menghadapi huruf Dal, cirinya ada tanda tasydid. Cara membaca alif lam syamsiyah yaitu  dengan mengidghamkan (memasukkan) huruf lam kedalam huruf yang ada didepannya, jadi bunyi huruf lam-nya tidak tampak.
  2. Mad thabi'i (mad ashli), sebab huruf ya mati setelah kasrah.
حُنَفَآءَ

Tajwid pada kata diatas adalah Mad wajib muttashil, sebab mad thabi'i (Alif mati setelah fathah) menghadapi huruf hamzah dalam 1 kata.

وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ

Tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Alif lam syamsiyah, sebab alif lam menghadapi huruf Shad dan Za, cirinya ada tanda tasydid.
  2. Mad thabi'i (mad ashli), sebab huruf ya mati setelah kasrah, serta fathah berdiri diatas huruf Lam dan Kaf.
وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِ

Tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Mad ashli (mad thabi'i), sebab fathah berdiri diatas huruf Dzal, dan huruf ya mati setelah kasrah.
  2. Alif lam qomariyah, sebab alif lam menghadapi huruf Qaf, cirinya ada tanda sukun.
Tajwid surat Al Bayyinah ayat 6
Tajwid surat Al Bayyinah ayat 6

Tajwid surat Al-Bayyinah ayat 6

Ghunnah di surat Al Bayyinah

اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا

Tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Ghunnah, sebab huruf Nun ditasydid. Cara membacanya huruf nun dibaca dengan dengung ditahan antara 2-3 harakat.
  2. Mad thabi'i (mad ashli), sebab huruf ya mati setelah kasrah dan wawu mati setelah dlommah.
مِنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ

Tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Idzhar halqi, sebab nun mati menghadapi huruf Hamzah.
  2. Alif lam qomariyah, sebab alif lam menghadapi huruf Kaf.
  3. Mad ashli (mad thabi'i), sebab fathah berdiri diatas huruf Ta.
وَ الْمُشْرِكِيْنَ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Alif lam qomariyah, sebab alif lam menghadapi huruf Mim.
  2. Huruf Ra dibaca tarqiq (tipis), sebab berharakat kasrah.
  3. Mad thabi'i (mad ashli), sebab huruf ya mati setelah kasrah.
فِيْ نَا رِ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Mad thabi'i (mad ashli), sebab huruf ya mati setelah kasrah dan alif mati setelah fathah.
  2. Huruf Ra dibaca tarqiq (tipis), sebab berharakat kasrah.

Contoh ghunnah surat Al Bayyinah

جَهَنَّمَ

Tajwid pada kata diatas adalah Ghunnah, sebab huruf Nun ditasydid.

Mad thobi'i di surat Al Bayyinah

خٰلِدِيْنَ فِيْهَا ۗ 

Tajwid pada kata diatas adalah Mad thabi'i sebab:

  1. Fathah berdiri diatas huruf Kha.
  2. Huruf ya mati setelah kasrah.
  3. Huruf alif mati setelah fathah.

Contoh mad wajib muttasil di surat Al Bayyinah

اُولٰٓئِكَ

Tajwid pada kata diatas adalah Mad wajib muttashil, sebab mad asli (Fathah berdiri) menghadapi huruf hamzah dalam 1 kata. Panjangnya adalah 5 harakat (dua alif setengah).

Idzhar syafawi surat Al Bayyinah

هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ

Tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Idzhar syafawi, sebab Mim sukun menghadapi huruf Syin. Cara membaca idzhar syafawi yaitu huruf mim sukun dibaca dengan jelas (tidak dengung).
  2. Alif lam qomariyah, sebab alif lam menghadapi huruf Ba, cirinya ada tanda sukun.
Tajwid surat Al Bayyinah ayat 7
Tajwid surat Al Bayyinah ayat 7

Tajwid surat Al-Bayyinah ayat 7

اِنَّ الَّذِيْنَ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Ghunnah, sebab huruf Nun ditasydid.
  2. Mad thabi'i (mad ashli), sebab huruf ya mati setelah kasrah.

Mad badal surat Al Bayyinah

اٰمَنُوْا

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Mad badal, sebab berkumpulnya Hamzah dengan huruf mad dalam satu kata (Alif fathah berdiri), panjangnya yaitu 1 alif.
  2. Mad thabi'i (mad ashli), sebab huruf wawu mati setelah dlommah.
وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ ۙ 

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Alif lam syamsiyah, sebab alif lam menghadapi huruf Shad, cirinya ada tanda tasydid.
  2. Mad ashli (mad thabi'i), sebab fathah berdiri diatas huruf Shad dan Lam.
اُولٰٓئِكَ

Tajwid pada kata diatas adalah Mad wajib muttashil, sebab mad asli (Fathah berdiri) menghadapi huruf hamzah dalam 1 kata.

Huruf lin

هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ

Tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Idzhar syafawi, sebab Mim sukun menghadapi huruf Kha.
  2. Huruf lin (haraf lin), sebab huruf Ya mati setelah fathah.
  3. Alif lam qomariyah, sebab alif lam menghadapi huruf Ba.
Tajwid surat Al Bayyinah ayat 8
Tajwid surat Al Bayyinah ayat 8

Tajwid surat Al-Bayyinah ayat 8

جَزَآ ؤُهُمْ

Tajwid pada kata diatas adalah Mad wajib muttashil, sebab mad thabi'i (Alif mati setelah fathah) menghadapi huruf hamzah dalam 1 kata.

Ikhfa aqrab

عِنْدَ رَبِّهِمْ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Ikhfa Aqrab (dekat), sebab nun mati menghadapi huruf Dal, cara membaca ikhfa aqrab adalah suara Nun mati atau tanwin mendekati bunyi "N". Kemudian suara ditahan dua ketukan agar tidak tertukar dengan Idzhar.
  2. Huruf Ra dibaca tafkhim (tebal), sebab berharakat fathah.
جَنّٰتُ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Ghunnah, sebab huruf Nun ditasydid.
  2. Mad ashli (mad thabi'i), sebab fathah berdiri diatas huruf Nun.

Qolqolah surat Al Bayyinah

عَدْنٍ تَجْرِيْ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Qolqolah sughra, sebab huruf qolqolah yaitu Dal dan Jim sukun asli.
  2. Ikhfa Aqrab (dekat), sebab tanwin kasrah menghadapi huruf Ta.
  3. Mad thabi'i (mad ashli), sebab huruf ya mati setelah kasrah.
مِنْ تَحْتِهَا الْاَ نْهٰرُ

Tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Ikhfa Aqrab (dekat), sebab nun mati menghadapi huruf Ta.
  2. Alif lam qomariyah, sebab alif lam menghadapi huruf Hamzah.
  3. Idzhar halqi, sebab nun mati menghadapi huruf HA.
  4. Mad ashli (mad thabi'i), sebab fathah berdiri diatas huruf HA.
خٰلِدِيْنَ

Tajwid pada kata diatas adalah Mad ashli (mad thabi'i), sebab fathah berdiri diatas huruf Kha, dan huruf ya mati setelah kasrah.

Mad iwad surat Al Bayyinah

فِيْهَاۤ اَبَدًا ۗ 

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Mad thabi'i (mad ashli), sebab huruf ya mati setelah kasrah.
  2. Mad jaiz munfashil, sebab mad ashli (mad thabi'i), yaitu huruf Alif mati setelah fathah menghadapi huruf hamzah pada lain kata.
  3. Mad iwad ('iwadl ), sebab huruf alif tanwin fathah lalu bacaannya waqaf (berhenti). Panjangnya adalah 1 alif atau dua harakat.

Idzhar halqi surat Al Bayyinah

رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Huruf Ra dibaca tafkhim (tebal), sebab berharakat fathah.
  2. Tafkhim (tebal), sebab Lam Jalalah didahului oleh fathah lalu dibaca dengan panjang 1 alif.
  3. Idzhar halqi, sebab nun mati menghadapi huruf HA.
وَرَضُوْا عَنْهُ ۗ 

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Huruf Ra dibaca tafkhim (tebal), sebab berharakat fathah.
  2. Mad thabi'i (mad ashli), sebab huruf wawu mati setelah dlommah.
  3. Idzhar halqi, sebab nun mati menghadapi huruf HA.
ذٰلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهٗ

Tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Mad ashli (mad thabi'i), sebab fathah berdiri diatas huruf Dzal.
  2. Idzhar halqi, sebab nun mati menghadapi huruf Kha.
  3. Huruf Ra dibaca tafkhim (tebal), sebab berharakat fathah.

Tafsir surat Al Bayyinah ayat 1-8

Tafsir Lengkap Kemenag

1.  (1) Dalam ayat ini, Allah mengungkapkan bahwa orang-orang yang mengingkari kerasulan Nabi Muhammad, yang terdiri dari orang-orang Yahudi, Nasrani, dan orang-orang musyrik, tidak akan melepaskan kekufuran mereka, dan tidak mau meninggalkan tradisi nenek moyang mereka, sampai datang bukti nyata, yaitu diutusnya Nabi Muhammad.

Kedatangan Nabi saw menimbulkan keguncangan dalam akidah dan adat istiadat yang telah berurat dan berakar dalam diri mereka. Mereka menyatakan bahwa apa yang dibawa oleh Nabi saw tidak ada beda atau lebihnya dari apa yang terdapat dalam agama mereka. Dengan demikian, menurut mereka, tidak ada kebaikan mengikuti yang baru dengan meninggalkan yang lama, bahkan mengikuti yang lama lebih menenteramkan jiwa karena tidak bertentangan dengan sikap nenek moyang mereka.

2.  (2-3) Dalam ayat-ayat ini, Allah menjelaskan bahwa yang dimaksud bukti itu adalah hati pribadi Nabi saw yang membacakan untuk orang kafir halaman-halaman Al-Qur'an yang bersih dari campur tangan manusia, dari segala macam kesalahan, dan dari penambahan, yaitu bukti yang memancarkan kebenaran.

4.  (4) Keadaan orang-orang kafir Yahudi, Nasrani, dan musyrikin sesudah Nabi saw datang berlainan dengan keadaan mereka sebelumnya. Mereka sebelum Nabi saw datang dalam keadaan kufur, terbenam dalam kejahilan dan hawa nafsu, tetapi setelah Nabi saw datang, segolongan dari mereka beriman. Dengan demikian, keadaan mereka tidak seperti dahulu. Golongan yang tidak beriman malah meragukan kebenaran yang dibawa Nabi saw, bahkan ada yang tidak mempercayai kebenarannya sama sekali.

Perbantahan dan perselisihan hebat terkadang terjadi antara orang-orang musyrik dengan orang-orang Nasrani. Orang Yahudi berkata kepada orang musyrik, “Sesungguhnya Allah akan mengutus nabi dari kalangan bangsa Arab penduduk Mekah.” Mereka menerangkan sifat-sifat nabi serta mengancam orang-orang seraya mengatakan bahwa bila nabi itu lahir, mereka akan membantunya dengan menyokong semua tindakannya dan bekerja sama untuk menghancurkan orang-orang musyrik.

Dalam keadaan yang demikianlah Nabi Muhammad diutus. Lalu orang-orang musyrik memusuhi dan menentang Nabi habis-habisan. Mereka juga mengajak orang-orang Arab lainnya untuk memusuhi beliau dan menyakiti pengikut-pengikutnya yang hatinya telah disinari dengan keimanan dan melapangkan dadanya untuk mengenal kebenaran.

Kemudian Allah dalam ayat ini menghibur Nabi-Nya dengan mengatakan bahwa beliau tidak perlu susah atau gundah karena sikap dan tantangan mereka terhadap dirinya. Hal itu juga merupakan sikap mereka terhadap para nabi terdahulu sehingga mereka berpecah-belah.

5.  (5) Karena adanya perpecahan di kalangan mereka, maka pada ayat ini dengan nada mencerca Allah menegaskan bahwa mereka tidak diperintahkan kecuali untuk menyembah-Nya. Perintah yang ditujukan kepada mereka adalah untuk kebaikan dunia dan agama mereka, dan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Mereka juga diperintahkan untuk mengikhlaskan diri lahir dan batin dalam beribadah kepada Allah dan membersihkan amal perbuatan dari syirik sebagaimana agama yang dibawa oleh Nabi Ibrahim yang menjauhkan dirinya dari kekufuran kaumnya kepada agama tauhid dengan mengikhlaskan ibadah kepada Allah. Ikhlas adalah salah satu dari dua syarat diterimanya amal, dan itu merupakan pekerjaan hati. Sedang yang kedua adalah mengikuti sunah Rasulullah.

6.  (6) Dalam ayat ini, Allah menjelaskan bahwa orang-orang kafir dari kalangan Ahli Kitab dan orang musyrik telah mengotori jiwanya dengan syirik dan maksiat-maksiat serta mengingkari kebenaran nyata kenabian Muhammad saw. Mereka akan disiksa Allah dengan siksaan yang tidak memungkinkan mereka untuk melepaskan diri darinya untuk selama-lamanya, yaitu api neraka yang menyala-nyala. Siksaan itu sebagai balasan atas perbuatan mereka. Mereka itu tergolong makhluk yang paling buruk.

7.  (7) Dalam ayat ini, Allah menerangkan ganjaran bagi orang-orang yang beriman. Jiwa mereka telah disinari oleh cahaya petunjuk dan membenarkan apa yang dibawa oleh Nabi saw. Mereka juga mengamalkannya dengan mengorbankan jiwa, harta, dan apa saja yang dimilikinya pada jalan Allah, serta bertingkah laku baik dengan seluruh hamba Allah. Mereka itu tergolong makhluk yang paling baik.

8.  (8) Kemudian dalam ayat ini, Allah menerangkan bahwa yang akan mereka terima dari Tuhan mereka adalah surga 'Adn yang di dalamnya terdapat bermacam-macam kesenangan dan kelezatan, lebih lengkap dan sempurna dari kesenangan dan kelezatan dunia, dan di bawahnya mengalir sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Mereka berhak menerima balasan tersebut karena mereka berada dalam keridaan Allah dan tetap dalam ketentuan-ketentuan-Nya.

Mereka mendapat pujian dan mencapai apa yang mereka inginkan dari kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Mereka diridai Allah dan mereka pun rida kepadanya. Ganjaran-ganjaran yang merupakan kebahagiaan dunia dan akhirat hanya diperoleh orang-orang yang jiwanya penuh dengan takwa kepada Allah.

Demikianlah analisa hukum tajwid surat Al-Bayyinah ayat 1-8 beserta tafsirnya, silahkan share semoga bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua, aamiin.