Hukum tajwid surat At Tin ayat 1-8 lengkap beserta tafsirnya

Assalamu'alaikum, pada artikel ini akan diuraikan analisa hukum tajwid surat At Tin ayat 1-8.

Tajwidaily | Surah At-Tin (Arab: التِّينِ, "Tin") adalah surah ke-95 dalam al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 8 ayat dan termasuk golongan surah Makkiyah.

Surah ini diturunkan setelah surah Al-Buruj. Nama At-Tin diambil dari kata At-Tin yang terdapat pada ayat pertama surah ini yang artinya buah Tin.

tajwid surat At Tin ayat 1-8
tajwid surat At Tin ayat 1-8

Keutamaan surat At Tin

  1. Teguran keras mengenai manusia sebagai makhluk paling istimewa yang pernah diciptakan Allah melampaui segala makhluk namun berakhir tragis karena dicampakkan ke dalam keadaan paling menyedihkan jika tidak beriman dan enggan beramal saleh.
  2. Penegasan bahwa tiada yang melebihi Keadilan Yang Maha Adil.(wikipedia)

Pembahasan ini dipublikasikan bertujuan untuk membantu umat Islam mempermudah dalam memahami hukum tajwid secara benar. Adapun prakteknya, setiap muslim dianjurkan untuk tetap belajar kepada seorang guru secara langsung.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita dianjurkan selalu istiqomah membaca Al-Quran karena ini adalah ibadah yang berpahala

Sebelum mempelajari hukum tajwid surat At Tin ayat 1-8 mari kita baca teks arab, latin serta terjemahannya dibawah ini.

اَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحمٰنِ الرَّحِيْمِ

وَا لتِّيْنِ وَا لزَّيْتُوْنِ

wat-tiini waz-zaituun

"Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun," (QS. At-Tin 95: Ayat 1).

وَطُوْرِ سِيْنِيْنَ

wa thuuri siiniin

"demi Gunung Sinai," (QS. At-Tin 95: Ayat 2).

وَهٰذَا الْبَلَدِ الْاَ مِيْنِ

wa haazal-baladil-amiin

"dan demi negeri (Mekah) yang aman ini." (QS. At-Tin 95: Ayat 3).

لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِ نْسَا نَ فِيْۤ اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍ

laqod kholaqnal-ingsaana fiii ahsani taqwiim

"Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya," (QS. At-Tin 95: Ayat 4).

ثُمَّ رَدَدْنٰهُ اَسْفَلَ سَا فِلِيْنَ

summa rodadnaahu asfala saafiliin

"kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya," (QS. At-Tin 95: Ayat 5).

اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ فَلَهُمْ اَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُوْنٍ

illallaziina aamanuu wa 'amilush-shoolihaati fa lahum ajrun ghoiru mamnuun

"kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan; maka mereka akan mendapat pahala yang tidak ada putus-putusnya." (QS. At-Tin 95: Ayat 6).

فَمَا يُكَذِّبُكَ بَعْدُ بِا لدِّيْنِ

fa maa yukazzibuka ba'du bid-diin

"Maka apa yang menyebabkan (mereka) mendustakanmu (tentang) hari Pembalasan setelah (adanya keterangan-keterangan) itu?" (QS. At-Tin 95: Ayat 7).

اَلَيْسَ اللّٰهُ بِاَ حْكَمِ الْحٰكِمِيْنَ

a laisallohu bi-ahkamil-haakimiin

"Bukankah Allah hakim yang paling adil?" (QS. At-Tin 95: Ayat 8).

Tajwid surat At Tin ayat 1-3
Tajwid surat At Tin ayat 1-3

Tajwid surat At Tin ayat 1

Alif lam syamsiyah

وَا لتِّيْنِ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Alif lam syamsiyah, sebab alif lam menghadapi huruf Ta, cirinya ada tanda tasydid. Cara membaca alif lam syamsiyah yaitu  dengan mengidghamkan (memasukkan) huruf lam kedalam huruf yang ada didepannya, jadi bunyi huruf lam-nya tidak tampak.
  2. Mad thabi'i (mad ashli), sebab huruf ya mati setelah kasrah. Panjangnya adalah 1 alif (dua harakat).
وَا لزَّيْتُوْنِ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Alif lam syamsiyah, sebab alif lam menghadapi huruf Za, cirinya ada tanda tasydid.
  2. Huruf lin (haraf lin), sebab huruf Ya mati setelah fathah.
  3. Mad 'aridl lissukun (bila dibaca waqaf), sebab mad thabi'i (wawu mati setelah dlommah) menghadapi huruf hidup lalu bacaannya diwaqafkan/berhenti. Panjangnya 2, 4 atau 6 harakat.

Tajwid surat At Tin ayat 2

Mad thabi'i

وَطُوْرِ سِيْنِيْنَ

Tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Mad thabi'i (mad ashli), sebab huruf wawu mati setelah dlommah dan ya mati setelah kasrah.
  2. Mad 'aridl lissukun (bila dibaca waqaf), sebab mad thabi'i (ya mati setelah kasrah) menghadapi huruf hidup lalu bacaannya diwaqafkan/berhenti.

Tajwid surat At Tin ayat 3

Alif lam qomariyah

وَهٰذَا الْبَلَدِ الْاَ مِيْنِ

Tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Mad ashli (mad thabi'i), sebab fathah berdiri diatas huruf HA.
  2. Alif lam qomariyah, sebab alif lam menghadapi huruf Ba dan Hamzah, cirinya ada tanda sukun.
  3. Mad 'aridl lissukun (bila dibaca waqaf), sebab mad thabi'i (ya mati setelah kasrah) menghadapi huruf hidup lalu bacaannya diwaqafkan/berhenti.
Tajwid surat At Tin ayat 4-5
Tajwid surat At Tin ayat 4-5

Tajwid surat At Tin ayat 4

Qolqolah sughra surat At Tin

لَقَدْ

Tajwid pada kata diatas adalah Qolqolah sughra, sebab huruf qolqolah yaitu Dal sukun asli.

Ikhfa ausath surat At Tin

خَلَقْنَا الْاِ نْسَا نَ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Qolqolah sughra, sebab huruf qolqolah yaitu Qaf sukun asli.
  2. Alif lam qomariyah, sebab alif lam menghadapi huruf Hamzah, cirinya ada tanda sukun.
  3. Ikhfa Ausath (pertengahan), sebab Nun sukun menghadapi huruf Sin. Cara membacanya adalah bacaan ikhfa dan ghunnahnya sama atau sedang.
  4. Mad thabi'i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah.

Contoh mad jaiz munfasil

فِيْۤ اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍ

Tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Mad jaiz munfashil, sebab mad ashli (mad thabi'i), yaitu huruf Ya mati setelah kasrah menghadapi huruf hamzah pada lain kata. Panjangnya antara 2-5 harakat.
  2. Qolqolah sughra, sebab huruf qolqolah yaitu Qaf sukun asli.
  3. Mad 'aridl lissukun (bila dibaca waqaf), sebab mad thabi'i (ya mati setelah kasrah) menghadapi huruf hidup lalu bacaannya diwaqafkan/berhenti.

Tajwid surat At Tin ayat 5

Ghunnah

ثُمَّ

Tajwid pada kata diatas adalah Ghunnah, sebab huruf Mim ditasydid. Cara membacanya huruf mim dibaca dengung dengan ditahan antara 2-3 harakat.

Huruf Ra dibaca tafkhim

رَدَدْنٰهُ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Huruf Ra dibaca tafkhim (tebal), sebab berharakat fathah.
  2. Qolqolah sughra, sebab huruf qolqolah yaitu Dal sukun asli.
  3. Mad ashli (mad thabi'i), sebab fathah berdiri diatas huruf Nun.
اَسْفَلَ سَا فِلِيْنَ

Tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Mad thabi'i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah.
  2. Mad 'aridl lissukun (bila dibaca waqaf), sebab mad thabi'i (ya mati setelah kasrah) menghadapi huruf hidup lalu bacaannya diwaqafkan/berhenti.
Tajwid surat At Tin ayat 6
Tajwid surat At Tin ayat 6

Tajwid surat At Tin ayat 6

اِلَّا الَّذِيْنَ

Tajwid pada kata diatas adalah Mad thabi'i (mad ashli), sebab huruf ya mati setelah kasrah.

Mad badal

اٰمَنُوْا

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Mad badal, sebab berkumpulnya Hamzah dengan huruf mad dalam satu kata (Alif fathah berdiri), panjangnya yaitu 1 alif.
  2. Mad thabi'i (mad ashli), sebab huruf wawu mati setelah dlommah.
وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Alif lam syamsiyah, sebab alif lam menghadapi huruf Shad, cirinya ada tanda tasydid.
  2. Mad ashli (mad thabi'i), sebab fathah berdiri diatas huruf Shad dan Ha.

Idzhar syafawi dan idzhar halqi di surat At Tin

فَلَهُمْ اَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُوْنٍ

Tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Idzhar syafawi, sebab Mim sukun menghadapi huruf Hamzah dan Nun. Cara membaca idzhar syafawi yaitu huruf mim sukun dibaca dengan jelas (tidak dengung).
  2. Qolqolah sughra, sebab huruf qolqolah yaitu Jim sukun asli.
  3. Idzhar halqi, sebab tanwin dlommah menghadapi huruf Ghoin.
  4. Huruf lin (haraf lin), sebab huruf Ya mati setelah fathah.
  5. Mad 'aridl lissukun (bila dibaca waqaf), sebab mad thabi'i (wawu mati setelah dlommah) menghadapi huruf hidup lalu bacaannya diwaqafkan/berhenti.
Tajwid surat At Tin ayat 7-8
Tajwid surat At Tin ayat 7-8

Tajwid surat At Tin ayat 7

فَمَا يُكَذِّبُكَ

Tajwid pada kata diatas adalah Mad thabi'i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah.

بَعْدُ بِا لدِّيْنِ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Alif lam syamsiyah, sebab alif lam menghadapi huruf Dal, cirinya ada tanda tasydid.
  2. Mad 'aridl lissukun (bila dibaca waqaf), sebab mad thabi'i (ya mati setelah kasrah) menghadapi huruf hidup lalu bacaannya diwaqafkan/berhenti.

Tajwid surat At Tin ayat 8

Hukum Lam Jalalah di surat At Tin

اَلَيْسَ اللّٰهُ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Huruf lin (haraf lin), sebab huruf Ya mati setelah fathah.
  2. Tafkhim (tebal), sebab Lam Jalalah didahului oleh fathah lalu dibaca dengan panjang 1 alif.

Mad aridl lissukun surat At Tin

بِاَ حْكَمِ الْحٰكِمِيْنَ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Alif lam qomariyah, sebab alif lam menghadapi huruf Ha, cirinya ada tanda sukun.
  2. Mad 'aridl lissukun (bila dibaca waqaf), sebab mad thabi'i (ya mati setelah kasrah) menghadapi huruf hidup lalu bacaannya diwaqafkan/berhenti. Panjangnya 2, 4 atau 6 harakat.

Tafsir surat At Tin ayat 1-8

Tafsir Lengkap Kemenag

1.  (1) Dalam ayat ini, Allah bersumpah dengan tin dan zaitun. Ada yang berpendapat bahwa tin dan zaitun adalah nama buah yang dikenal sekarang, yang menunjukkan kelebihan kandungan yang dimiliki kedua buah itu. Ada pula yang berpendapat bahwa yang dimaksud adalah tempat banyaknya tin dan zaitun itu tumbuh, yaitu Yerusalem, tempat Nabi Isa lahir dan menerima wahyu.

Dua nama tumbuhan, ara (at-t³n) dan zaitun (az-zaitµn), dan dua tempat (Bukit Sinai—tempat Nabi Musa memerima wahyu; dan kota yang aman (Mekah)—tempat Nabi Muhammad menerima wahyu), digunakan Allah untuk menjadi semacam bukti kebenaran sumpah-Nya. Beberapa ulama menyatakan bahwa at-tin dan az-zaitµn sebenarnya juga menunjuk pada dua tempat. At-T³n adalah bukit di sekitar Damaskus, Siria. Sementara az-zaitµn adalah tempat Nabi Isa menerima wahyu.

Ada juga yang memahami at-t³n dan az-zaitµn sebagai jenis tumbuhan. Buah ara (at-t³n) adalah buah dari sejenis pohon yang banyak tumbuh di kawasan Timur Tengah. Buahnya bila telah matang berwarna coklat, dan mempunyai biji seperti tomat. Rasanya manis dan dinilai memiliki gizi yang tinggi.

Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa buah ara memiliki kandungan serat yang sangat tinggi dibandingkan buah lainnya. Satu buah ara yang sudah dikeringkan mengandung 20% serat dari yang dianjurkan untuk dikonsumsi orang setiap harinya. Sebagaimana diketahui, penelitian yang dilakukan dalam beberapa dekade terakhir menunjukkan bahwa serat dari tumbuhan sangat penting agar alat pencernaan dapat berfungsi dengan baik. Serat akan membantu sistem pencernaan dan juga dapat mencegah seseorang terkena kanker usus.

Kandungan yang dimiliki oleh buah ara juga sangat menjanjikan. Buah ini mengandung antioksidan yang dapat mencegah timbulnya beberapa penyakit. Antioksidan berperan untuk menetralisir beberapa unsur yang merusak (free radicals), baik yang dihasilkan di dalam tubuh (karena beberapa reaksi kimia dalam pencernaan) atau masuk ke dalam tubuh dari luar. Kandungan Phenol pada buah ara juga tinggi. Bahan Phenol ini berfungsi sebagai antiseptik untuk membunuh mikroba.

Penelitian di Universitas Rutgers di Amerika Serikat mengungkapkan bahwa kandungan yang tinggi dari omega-3, omega-6 dan phytosterol, maka buah ara sangat potensial untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Sebagaimana diketahui, omega-3 dan omega-6 tidak dapat diproduksi oleh tubuh. Keduanya hanya dapat diperoleh dari asupan makanan. Kedua jenis asam lemak ini juga sangat berpengaruh terhadap kinerja jantung, otak, dan sistem syaraf. Phytosterol sendiri berfungsi untuk menghilangkan kolesterol yang diperoleh dari daging, sebelum kolesterol tersebut masuk ke dalam sistem jaringan darah.

Pohon ara mengandung mineral yang cukup lengkap dibandingkan buah lainnya. Dari 40 gram buah ara mengandung 244 mg kalium (sebanyak 7% dari kebutuhan per hari), 53 mg kalsium (6% dari kebutuhan per hari), dan 1,2 mg besi (6% dari kebutuhan per hari). Tingginya kadar kalsium ini hanya dikalahkan oleh jeruk.

Buah ara juga dipercaya mempercepat penyembuhan pada seseorang yang sedang sakit. Buah ini mengandung bahan-bahan yang diperlukan agar badan si pasien cepat segar dan berenergi. Komponen nutrisi utama yang dikandung buah ara adalah gula. Persentasenya cukup tinggi, yaitu sebanyak 51% sampai 74% dari seluruh bagian buah. 

Demikian pula halnya dengan zaitun. Sederetan penelitian telah mengungkapkan berbagai manfaat buah zaitun untuk kesehatan manusia. Zaitun, yang diberi pujian sebagai “pohon yang penuh berkah” dalam ayat 35 Surah an-Nµr/24, adalah tumbuhan perdu. Jenis-jenisnya tersebar di kawasan sekitar Laut Tengah. Pohonnya dapat mencapai umur ratusan tahun. Buah zaitun dapat dipanen untuk masa yang sangat panjang.

Sebagai bahan makanan, buah zaitun mengandung beberapa unsur yang diperlukan manusia, seperti protein yang cukup tinggi, zat garam, besi dan fosfor, vitamin A dan B. Zaitun juga dikenal sebagai penghalus kulit dan digunakan dalam industri sabun. Minyaknya juga memiliki kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki minyak hewani atau minyak nabati lainnya. Diketahui bahwa minyak zaitun menyehatkan jantung dan pembuluh darah. 

Beberapa kegunaan minyak zaitun adalah untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah, pencegahan kanker, arthistis, memperlambat proses penuaan, membantu pertumbuhan pada anak-anak, menurunkan tekanan darah tinggi, serta kegunaan lain bagi berbagai organ bagian dalam.

2.  (2) Setelah itu, Allah bersumpah dengan Gunung Sinai, tempat Nabi Musa menerima wahyu (Taurat). 

3.  (3) Selanjutnya Allah bersumpah dengan “negeri yang damai”. Maksudnya adalah Mekah, tempat Nabi Muhammad lahir dan menerima wahyu.

4.  (4) Setelah bersumpah dengan buah-buahan yang bermanfaat atau tempat-tempat yang mulia itu, Allah menegaskan bahwa Dia telah menciptakan manusia dengan kondisi fisik dan psikis terbaik. Dari segi fisik, misalnya, hanya manusia yang berdiri tegak sehingga otaknya bebas berpikir, yang menghasilkan ilmu, dan tangannya juga bebas bergerak untuk merealisasikan ilmunya itu, sehingga melahirkan teknologi. Bentuk manusia adalah yang paling indah dari semua makhluk-Nya. Dari segi psikis, hanya manusia yang memiliki pikiran dan perasaan yang sempurna. Dan lebih-lebih lagi, hanya manusia yang beragama. Banyak lagi keistimewaan manusia dari segi fisik dan psikis itu yang tidak mungkin diuraikan di sini.

Penegasan Allah bahwa Dia telah menciptakan manusia dengan kondisi fisik dan psikis terbaik itu mengandung arti bahwa fisik dan psikis manusia itu perlu dipelihara dan ditumbuhkembangkan. Fisik manusia dipelihara dan ditumbuhkembangkan dengan memberinya gizi yang cukup dan menjaga kesehatannya. Dan psikis manusia dipelihara dan ditumbuhkembangkan dengan memberinya agama dan pendidikan yang baik. Bila fisik dan psikis manusia dipelihara dan ditumbuhkembangkan, maka manusia akan dapat memberikan kemanfaatan yang besar kepada alam ini. Dengan demikianlah ia akan menjadi makhluk termulia. 

5.  (5) Manusia yang paling baik dan sempurna kejadiannya itu akan menjadi tidak berguna bila tidak dijaga pertumbuhannya dan tidak dipelihara kesehatannya. Manusia yang paling sempurna rohaninya itu akan menjadi jahat dan merusak di muka bumi ini bila tidak diberi agama dan pendidikan yang baik. Manusia yang lemah akan menjadi beban, dan manusia yang jahat akan merusak masyarakatnya. Akhirnya di akhirat ia akan masuk neraka. Dengan demikian, manusia itu akan menjadi makhluk terhina.

6.  (6) Yang terhindar dari kehinaan itu adalah orang-orang yang beriman dan berbuat baik. Dengan demikian, tolok ukur kemuliaan adalah iman dan perbuatan baik itu. Hal itu karena iman berarti mengakui adanya Allah dan nilai-nilai yang diajarkan-Nya. Pengakuan itu akan menjadi jalan hidup atau akidahnya, dan karena telah menjadi akidahnya, maka nilai-nilai itu akan dilaksanakannya dengan sepenuh hatinya. Karena nilai-nilai yang diajarkan Allah seluruhnya baik, maka manusia yang melaksanakannya akan menjadi manusia baik pula. Semakin tinggi akidah seseorang semakin baik perbuatannya, sehingga ia akan menjadi manusia terbaik dan termulia. 

Manusia yang memiliki sikap hidup yang didasarkan atas iman dan perbuatan baik itu akan memperoleh balasan dari Allah tanpa putus-putusnya. Iman dan perbuatan baiknya itu akan berbuah di dunia, berupa kesentosaan hidup baginya dan bagi masyarakatnya, dan kebahagiaan hidup di akhirat di dalam surga.

7.  (7) Allah mempertanyakan bila masih ada manusia yang menganggap bohong apa yang disampaikan-Nya kepada Nabi Muhammad bahwa kemuliaan manusia itu diukur dari imannya dan perbuatan baiknya. Hal itu karena iman itulah yang akan membuahkan perbuatan baik, sedangkan keingkaran hanya akan membuahkan kejahatan. 

8.  (8) Allah menegaskan bahwa menerapkan ketentuan tentang kemuliaan manusia itu didasarkan atas iman dan perbuatan baiknya, itu adalah bukti bahwa Allah Mahabijaksana. Hal itu karena iman itulah yang akan membuahkan perbuatan baik, sedangkan keingkaran hanya akan membuahkan kejahatan, sebagaimana disampaikan di atas. Bila kemuliaan diletakkan pada kekafiran dan kejahatan, itu akan menghancurkan alam ini.

Demikianlah analisa hukum tajwid surat At Tin ayat 1-8 beserta tafsirnya, silahkan share semoga bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua, aamiin.